+62 821 - 8818 - 8036

|

academyminingplus@gmail.com

|

Menara Bidakara 2, Annexe Builiding, Lt 4 Jl. Gatot Subroto, Kav 71-73, Tebet, Jakarta Selatan

20250620091706.png

Jangan Remehkan Lereng Tambang: Kunci Keselamatan dan Efisiensi Ada di Sini

Posted By Super Admin

2025-06-16

<div><br></div><div><strong>Tahukan kamu bahwa satu kegagalan lereng bisa menghentikan seluruh produksi tambang selama berhari-hari, bahkan berpotensi merenggut nyawa?<br></strong><br></div><div>Inilah pentingnya <strong>analisis kestabilan lereng</strong> sebuah proses teknis yang sering kali kurang disorot, namun berperan vital dalam operasional tambang yang aman dan produktif. Di balik lereng yang tampak kokoh, ada data, model, dan analisis mendalam yang menjadi pondasi utamanya. Dalam tulisan ini, Mining Plus Indonesia mengangkat sorotan dari InHouse Training bertema <em>“Analisis Kestabilan Lereng Pertambangan”</em> yang sukses dilaksanakan bersama PT Ceria Jasatambang Pratama. Materi ini telah terbukti menarik perhatian luas karena relevansi dan kedalaman teknisnya, terutama untuk para praktisi tambang.<br><br></div><div><strong><br>Mengapa Analisis Lereng Itu Krusial?</strong></div><div>Ketidakstabilan lereng bisa menyebabkan:</div><ul><li>Longsor besar yang membahayakan jiwa,</li><li>Kerusakan alat dan infrastruktur,</li><li>Hilangnya cadangan bernilai tinggi,</li><li>Penghentian produksi yang merugikan secara ekonomi,</li><li>Dan bahkan dampak lingkungan yang merembet ke luar wilayah tambang.<br>Karena itu, <strong>analisis lereng bukan sekadar formalitas teknis</strong>, melainkan bentuk nyata dari manajemen risiko dan tanggung jawab operasional.<br><br></li></ul><div><strong>Langkah-Langkah dalam Analisis Kestabilan Lereng Tambang</strong></div><div><strong>1. Menentukan Pit Shell dan Footprint : </strong>Perencanaan dimulai dari bentuk dasar pit (lubang tambang), lalu ditentukan kedalaman maksimal berdasarkan kondisi geoteknik.</div><div><strong>2. Analisis Overall Slope (OSA) dan Inter-Ramp (IRA) : </strong>OSA digunakan untuk memastikan kestabilan massa batuan secara keseluruhan. IRA dikembangkan dari kombinasi konfigurasi bench dan berm, yang dibangun berdasarkan analisis:</div><ul><li><strong>Kinematic</strong> (untuk batuan keras)</li><li><strong>Sensitivitas</strong> (untuk batuan lunak).</li></ul><div><strong>3. Konfigurasi Bench dan Berm : </strong>Bench harus aman untuk alat dan personel, sementara berm bertugas menahan potensi <em>rock fall</em>. Desain ini mempertimbangkan:</div><ul><li>Ukuran alat,</li><li>Kualitas batuan,</li><li>Potensi kehilangan crest akibat blasting.</li></ul><div><strong>4. Verifikasi Model Geoteknik : </strong>Input yang digunakan meliputi model kekuatan massa batuan seperti <strong>Mohr-Coulomb</strong> dan <strong>Hoek-Brown</strong>, kondisi air tanah, serta struktur geologis (seperti sesar atau zona lemah).<br><br></div><div><strong>Faktor Keamanan dan Probabilitas Kegagalan<br></strong>Menurut Kepmen 1827/2018, pengklasifikasian risiko berdasarkan:</div><ul><li><strong>Faktor Keamanan (FK)</strong>: Minimal FK yang diterima tergantung pada tingkat keparahan dampak,</li><li><strong>Probabilitas Kegagalan (PK)</strong>: Harus diupayakan seminimal mungkin.</li></ul><div>Nilai FK dan PK menjadi dasar dari desain lereng yang aman dan berkelanjutan.<br><br></div><div><strong>Apa yang Bisa Menyebabkan Lereng Gagal?</strong></div><div><strong>🧱 Struktur Geologi</strong></div><ul><li>Perlapisan, sesar, atau zona geser bisa melemahkan inter-ramp atau bench.</li></ul><div><strong>💥 Kegiatan Blasting</strong></div><ul><li>Blasting yang tidak tepat dapat merusak berm, menyebabkan <em>overbreak</em>, atau bahkan hilangnya crest lereng.</li></ul><div><strong>💧 Kondisi Air Tanah</strong></div><ul><li>Air yang terjebak di dalam massa batuan meningkatkan tekanan pori, mengurangi kekuatan geser, dan mempercepat kegagalan lereng.</li></ul><div><br></div><div><strong>Desain Lereng: Kolaborasi Antara Geoteknik dan Mine Planner</strong></div><div>Desain final bukan sekadar angka sudut. Ia adalah hasil kerja kolaboratif antara:</div><ul><li><strong>Geotechnical Engineer</strong> yang menganalisis stabilitas,</li><li>dan <strong>Mine Planner</strong> yang mengimplementasikan desain ke dalam layout operasional tambang.</li></ul><div>Dengan perhitungan yang tepat, desain lereng dapat memaksimalkan cadangan tanpa mengorbankan keselamatan.<br><br></div><div><strong>Mencegah Lebih Baik dari Menyesal</strong></div><div>Setiap meter kubik longsor yang dapat dicegah hari ini, adalah investasi untuk keberlanjutan tambang di masa depan.<br>Pelatihan seperti ini bukan hanya transfer ilmu, tapi juga mendorong budaya keselamatan dan kepatuhan teknis di lapangan.<br><br></div><div><br><br></div><div><br></div>
© 2024 Mining Plus Indonesia. All Rights Reserved.